Jumat, 01 April 2011

Film..Film..Film…

Ada satu hal yang gw sukai di waktu luang, selain bermain gitar dan baca buku. Yaitu, nonton film. Film adalah sarana  hiburan dua dimensi yang menarik, bahkan sekarang pun mulai berkembang menjadi 3 dimensi. Film2 yang gw sukai gak selalu harus film berat, yang penting enak ditonton dan beneran ngajak otak kita untuk ikut berpikir. Film2 yang sering gw tonton adalah film Hollywood, Jepang dan tentunya film Indonesia lah..^^
Gw suka sekali memperhatikan ciri khas film2 itu. Misalkan plot atau jalan ceritanya. Film Hollywood atau Indonesia setali tiga uang dalam hal ini. Arah jalan ceritanya seringkali mudah untuk ditebak. Ciri khasnya kebaikan lawan kejahatan, dan kebaikan akhirnya menang. Film romantisnya selalu indah di awal, bergejolak di tengah-tengah, dan happy ending. Tidak semuanya sih, tapi hampir semua film Hollywood atau Indonesia yang gw tonton plotnya kesemuanya seperti itu. Tapi, ada satu catatan menarik dari film-film action Hollywood. Dulu, di era 80-an film2 tersebut selalu berakhir dengan baku tembak atau adegan ledakan yang dahsyat yang mengahiri sepak terjang si penjahat. Tapi, ketika artis-artis dari Hongkong dan Cina mulai merambah Hollywood, film2 actionpun berakhir dengan duel bela diri antara jagoan dengan penjahatnya yang paling kejam (tidak selalu harus melawan bos penjahatnya..). Nah, film2 Jepang seringkali menawarkan plot cerita yang berlawanan dengan mainstream film2 pada umumnya. Kita harus berkerut dulu agak lama, tapi di akhir cerita kita akan merasa puas. Drama Jepang pun sering menawarkan ide-ide yang segar, tapi..tidak terjebak untuk manjaaanggg..Tak selalu rating oriented, yang akhirnya membuat cerita melebar kemana-mana, makin gak jelas, yang penting banyak konflik dan adegan nangisnya. Drama Jepang tidak sampai berpanjang-panjang, dan tidak selalu happy ending..^^. Sayangnya, cuma sedikit sinetron Indonesia yang layak tonton dan tidak membodohi pemirsanya..Untuk film layar lebarnya, Indonesia selalu didominasi film horor-seksi gak jelas. Fuihh…kapan mau maju?
Nah, hal lain yang sering gw perhatikan adalah musik latarnya. Film Hollywood memang lebih baik dalam penggarapannya. Sehingga musiknya selalu bisa bercerita tentang jalan ceritanya. Kalau pinjem OST film Hollywood gw suka dengerin music scorenya, karena buat gw musik instrumental bisa berbicara lebih banyak. Musik di film atau sinetron Indonesia juga digarap cukup bagus. Di sinetronnya, opening atau ending selalu diisi dengan soundtracknya yang umumnya berasal dari lagu yang cukup popular dari band-band terkenal. Di saat cerita berlangsung, musik instrumental dari soundtracknya yang dimainkan, baik itu dengan piano, gitar atau alat musik lainnya. Salah satu soundtrack yang gw pikir cukup berhasil adalah film Ada Apa Dengan Cinta yang digarap Melly-Anto Hoed. Variatif, dari yang mendayu sampai yang menghentak dengan musik khas anak muda. Nah, cuma satu yang paling gw sebelin dari film Hollywood dan Indonesia. Kalau udah nonton film horornya, seringkali lebay. Kadang2 musiknya lebih ngagetin duluan ketimbang jalan cerita atau hantunya sendiri. Hantunya belum muncul, tapi musiknya selalu mendahului dengan tensi yang berlebihan. Jadinya, ngedrop duluan dah..Jadi inget pas dulu pertama kali nonton film horor Jepang yang legendaris, The Ring. Film ini agak miskin musik latar, tapi ketika penampakan hantunya malah jadi ngagetin banget. Kita gak tau, mana plot yang menegangkan kalau gak ada panduan musiknya yang jreng jreng jreng, tau-tau aja..buset!what the.?Dulu, zaman kuliah, gw sama dua temen gw (cowok semua..) nonton film The Ring di malam Jumat selepas Maghrib di kamar kosan temen gw di lantai dua. Waktu adegan puncak, kita semua dempet2an..sereeemmmm..hehehehe..

Ini semua cuma pendapat gw secara subyektif aja ya..Mungkin masing-masing punya selera sendiri. Yang jelas, gw tetap suka film Indonesia, selain lebih sesuai dengan keadaan kita sendiri, horornya pun lebih akrab di mata kita. Dibanding sosok hantu Barat yang kurang sreg..kita lebih akrab dengan sosok kunti, pocong de el el. Untuk film horor, gw cuma suka film Jelangkung ma Tusuk Jelangkung, sisanya gw lebih milih nonton horor Jepang, karena sosok hantunya juga kurang lebih sama dengan sosok hantu-hantu Indonesia. .@_@..Tapi, jangan sampai kita lebih doyan produk luar ya, meski mungkin teknologinya lebih bagus, tapi sekarang sudah saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri..viva film Indonesia!!

pic: screenshot film The Ring

Tidak ada komentar:

Posting Komentar